Dari data responden yang saya dapatkan melalui survey sederhana responden 80,4% berjenis kelamin perempuan dan 19,6% laki-laki, rentan usianya 15-31 tahun dan mulai dari semester 1 sampai semester 6.
Jika kita melihat data berdasarkan kesehatan secara umum,
86% responden dari 101 orang menyatakan tidak mengalami gangguan kesehatan.14% sisanya mengalami beberapa gangguan seperti asam lambung, demam, stress, flu, batuk, sakit tenggorokan, dll. jadi, Mayoritas responden berada dalam kondisi sehat dalam 6 bulan terakhir,
kemudian Pemeriksaan Kesehatan Rutin
Hasil dari 101 responden 59,4% menjawab kadang-kadang melakukan check-up.34,7% tidak pernah melakukan check-up. 5,9% sering melakukan check-up.
Kesimpulannya, Kesadaran terhadap pemeriksaan kesehatan rutin masih tergolong sedang, dengan sebagian besar hanya melakukannya sesekali.
Akses ke Fasilitas Kesehatan (Puskesmas, Klinik, RS),
Hasil dari 101 responden:77,2% menjawab ya, memiliki akses mudah. Sisanya terbagi antara tidak dan kadang-kadang. jadi, Mayoritas responden merasa akses ke layanan kesehatan sudah cukup baik.
Kepesertaan dalam Program Jaminan Kesehatan BPJS, Asuransi,
dll Hasil dari 101 responden 84,2% menyatakan sudah terdaftar BPJS, asuransi, dll .15,8% menyatakan belum memiliki jaminan kesehatan. Bisa di simpulkan Tingkat kepesertaan dalam jaminan kesehatan cukup tinggi, namun masih ada sebagian yang belum terlindungi.
Penilaian Kondisi Kesehatan Secara Umum
Hasil dari 101 responden 77,2% menilai kondisi kesehatannya cukup sehat. 18,8% merasa sangat sehat. Sebagian kecil merasa kurang sehat atau sering sakit. Kesimpulannya Sebagian besar responden merasa kesehatan mereka dalam kondisi baik, meskipun tidak sempurna.
Kesimpulan Umum dari data survey
Secara umum, responden memiliki kondisi kesehatan yang cukup baik, dengan akses layanan kesehatan dan jaminan kesehatan yang memadai. Namun, masih terdapat tantangan berupa Kurangnyapemeriksaan kesehatan secara rutin,Sekitar 16% responden belum memiliki jaminan kesehatan,Masih ada sebagian kecil yang mengalami gangguan kesehatan dalam 6 bulan terakhir.

Durasi Tidur Malam Hari
Mayoritas responden (55,4%) tidur selama 6–7 jam per malam. Sebanyak 24,8% tidur selama 4–5 jam, 16,8% tidur 8 jam atau lebih, dan hanya sebagian kecil (2,9%) tidur kurang dari 4 jam. Ini menunjukkan sebagian besar orang belum mencapai rekomendasi tidur minimal 8 jam per malam.
Kesulitan Tidur (Insomnia)
Sebanyak 57,4% responden mengaku kadang-kadang mengalami kesulitan tidur atau insomnia, 24,8% sering mengalaminya, 14,9% tidak pernah, dan hanya sedikit (2,9%) yang selalu mengalami. Ini menunjukkan gangguan tidur masih cukup umum terjadi.
Kondisi Saat Bangun Tidur
Terkait perasaan segar di pagi hari, 37,6% responden merasa segar sering, 34 orang kadang-kadang, dan sisanya jarang. Ini menandakan bahwa meskipun banyak yang mengalami gangguan tidur, sebagian tetap merasa segar saat bangun.
Penggunaan Gadget Sebelum Tidur
Sebanyak 48,5% responden selalu menggunakan HP atau gadget sebelum tidur, 36,6% kadang-kadang, dan sisanya jarang atau tidak pernah. Ini menunjukkan penggunaan gadget sebelum tidur cukup tinggi dan bisa berpengaruh pada kualitas tidur.
Bangun Tengah Malam dan Sulit Tidur Kembali
Sebanyak 59,4% responden kadang-kadang terbangun tengah malam dan sulit tidur kembali, 28,7% tidak pernah mengalaminya, 9,9% selalu, dan 2% sering. Ini menandakan masalah tidur terputus juga cukup umum.
Secara keseluruhan, data menunjukkan banyak orang belum memiliki pola tidur yang ideal, dengan durasi tidur yang kurang, sering menggunakan gadget sebelum tidur, dan gangguan tidur seperti insomnia atau bangun di malam hari.

Jika kita lihat dari data diatas maka.
Frekuensi Olahraga
Sebagian besar responden (sekitar 37%) hanya berolahraga 1 kali dalam seminggu, dan 2–3 kali seminggu oleh jumlah yang hampir sama. Hanya sedikit (sekitar 12%) yang berolahraga lebih dari 3 kali seminggu, dan sebagian lainnya bahkan tidak pernah berolahraga. Ini menunjukkan bahwa kebiasaan olahraga rutin masih rendah.
Durasi Olahraga
Mayoritas responden (49,5%) berolahraga selama 30–60 menit setiap sesi. Sebanyak 22,8% melakukannya kurang dari 30 menit, dan hanya 12,9% yang olahraga lebih dari 60 menit. Sisanya tidak berolahraga sama sekali. Durasi ini tergolong sedang namun masih bisa ditingkatkan untuk hasil yang lebih baik.
Aktivitas Waktu Luang
Sebanyak 50,5% responden memilih menonton TV atau scroll HP sebagai kegiatan utama di waktu luang, sementara hanya 15,8% yang memilih olahraga atau jalan kaki. Ini mencerminkan kebiasaan sedentari (kurang gerak) yang cukup dominan di kalangan responden.
Transportasi ke Tempat Terdekat
Sebanyak 59,4% responden menggunakan motor atau mobil untuk pergi ke warung atau swalayan terdekat, sedangkan 37,6% berjalan kaki. Artinya, pilihan transportasi masih sangat bergantung pada kendaraan bermotor meskipun untuk jarak dekat.
Tingkat Kelelahan saat Aktivitas Ringan
Sebanyak 49,5% responden mengaku kadang-kadang merasa lemah atau cepat lelah saat melakukan aktivitas ringan, dan 26,7% sering mengalaminya. Ini dapat mengindikasikan kurangnya stamina atau kebugaran tubuh secara umum.
Kesimpulan
Data ini menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik responden masih cukup rendah. Kebanyakan jarang berolahraga, lebih memilih aktivitas pasif saat luang, serta bergantung pada kendaraan bermotor. Selain itu, cukup banyak yang mengalami kelelahan meski hanya melakukan aktivitas ringan, yang bisa berkaitan dengan rendahnya kebugaran fisik akibat kurangnya olahraga.

Kebiasaan Sarapan
Sebanyak 37,6% responden menyatakan hanya kadang-kadang sarapan pagi dalam seminggu terakhir, diikuti oleh yang sering dan selalu. Sebagian kecil bahkan tidak pernah sarapan. Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan sarapan belum menjadi rutinitas utama bagi sebagian besar responden.
Jenis Makanan saat Sarapan
Mayoritas responden (69,3%) lebih memilih nasi atau makanan berat sebagai menu utama saat sarapan. Sisanya mengonsumsi sereal, makanan cepat saji, atau bahkan tidak sarapan sama sekali. Pola ini menunjukkan kecenderungan konsumsi tinggi karbohidrat di pagi hari.
Konsumsi Buah dan Sayur
Sebanyak 43,6% responden mengonsumsi buah dan sayur hanya kadang-kadang dalam sebulan terakhir, sementara 36,6% cukup sering, dan hanya 18,8% yang rutin mengonsumsinya. Ini mengindikasikan bahwa konsumsi serat dari buah dan sayur masih kurang optimal.
Konsumsi Makanan Cepat Saji
Sebagian besar responden (59,4%) kadang-kadang mengonsumsi fast food dalam sebulan terakhir. Sebanyak 26,7% mengonsumsi fast food secara rutin, dan sisanya lebih jarang. Tingginya konsumsi makanan cepat saji dapat berdampak negatif terhadap kesehatan jika tidak diimbangi pola makan sehat lainnya.
Kebiasaan Membaca Informasi Gizi
Terkait kesadaran gizi, 50,5% responden mengaku hanya kadang-kadang membaca informasi gizi pada kemasan makanan sebelum membeli. Sebanyak 23,8% rutin membacanya, sedangkan sisanya jarang atau tidak pernah. Ini menunjukkan bahwa masih banyak yang belum sepenuhnya sadar pentingnya membaca label gizi.
Kesimpulan
Pola makan responden secara umum menunjukkan kebiasaan sarapan yang tidak konsisten, dominasi makanan berat saat sarapan, rendahnya konsumsi buah dan sayur, serta tingginya konsumsi makanan cepat saji. Ditambah dengan rendahnya perhatian terhadap informasi gizi, hal ini menunjukkan perlunya edukasi lebih lanjut tentang pola makan sehat dan seimbang.

Tingkat Kecemasan Berlebihan
Sebanyak 63,4% responden menyatakan kadang-kadang merasa cemas atau khawatir berlebihan. Sementara itu, hanya sebagian kecil yang merasa cemas secara terus-menerus. Ini menunjukkan bahwa perasaan cemas merupakan hal yang cukup umum dirasakan, meskipun tidak berlangsung secara konstan.
Kesulitan Konsentrasi
Sebanyak 67% responden mengaku kadang-kadang mengalami kesulitan konsentrasi saat bekerja atau belajar. Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa stres atau gangguan mental ringan cukup memengaruhi produktivitas responden dalam kegiatan sehari-hari.
Cara Mengelola Stres
Saat mengalami stres, mayoritas responden (37,6%) memilih untuk mengobrol dengan teman, sementara 28,7% cenderung menyendiri atau overthinking, dan 18,8% mengelola stres dengan makan/minum berlebihan. Hanya sebagian kecil yang memilih olahraga atau meditasi. Ini menunjukkan bahwa dukungan sosial memainkan peran penting dalam mengelola stres bagi banyak orang.
Kehilangan Semangat
Sebanyak 69,3% responden menyatakan kadang-kadang merasa tidak bersemangat untuk melakukan hal-hal yang biasa disukai. Hal ini bisa menjadi gejala ringan dari burnout atau gangguan suasana hati yang perlu diperhatikan.
Dukungan Sosial
Sebanyak 67,3% responden merasa selalu memiliki orang yang bisa dipercaya untuk berbagi cerita. Meski demikian, ada juga yang jarang memiliki akses ke dukungan sosial, atau memiliki orang dekat namun jarang menghubungi mereka. Ini menunjukkan pentingnya menjaga hubungan sosial yang aktif untuk mendukung kesehatan mental.
Kesimpulan
Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menghadapi tantangan mental seperti kecemasan, kehilangan semangat, dan kesulitan konsentrasi. Meskipun begitu, mayoritas masih memiliki dukungan sosial yang cukup baik. Upaya pencegahan dan edukasi tentang cara mengelola stres dan pentingnya menjaga hubungan sosial sangat penting untuk meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan.